Magang di FIFGROUP Mengubah Cara Pandangku Tentang Dunia Kerja


Setiap siswa SMK pasti punya cerita tersendiri tentang pengalaman magangnya. Bagi saya, masa magang di FIFGROUP adalah salah satu pengalaman yang paling berkesan dan membentuk cara pandang saya terhadap dunia kerja. Awalnya, saya pikir magang hanya sebatas membantu pekerjaan di kantor dan mendapatkan nilai dari sekolah. Namun ternyata, pengalaman itu jauh lebih berharga dari sekadar rutinitas harian.

Saya ditempatkan di bagian HCIR (Human Capital Internal Relation), divisi yang berfokus pada pengelolaan sumber daya manusia di lingkungan FIFGROUP. Di sana, saya belajar bahwa dunia kerja tidak hanya tentang keahlian teknis, tetapi juga tentang komunikasi, tanggung jawab, dan kerja sama tim. Salah satu tugas utama saya selama magang adalah menangani WLKP (Wajib Lapor Ketenagakerjaan Perusahaan) sebuah sistem pelaporan tenaga kerja yang wajib dilakukan perusahaan kepada Kementerian Ketenagakerjaan.

Awalnya, saya sempat merasa bingung karena proses WLKP cukup kompleks. Saya harus berkoordinasi dengan banyak cabang FIFGROUP di seluruh Indonesia untuk mengumpulkan data tenaga kerja. Tapi dari situ saya mulai belajar banyak hal baru bagaimana perusahaan besar memastikan kepatuhan terhadap peraturan pemerintah, menjaga transparansi, dan mengelola ribuan karyawan dengan sistem yang tertib dan terorganisir.

Selain fokus pada WLKP, saya juga diberi kesempatan untuk membantu pekerjaan lain di luar tanggung jawab utama. Saya pernah membuat desain poster untuk acara HUT FIFGROUP, khususnya untuk bagian doorprize karyawan. Saya juga ikut membantu menginput data invoice karyawan dari berbagai cabang dan memastikan semuanya tercatat dengan benar. Dari kegiatan itu, saya belajar pentingnya fleksibilitas, ketelitian, dan kemampuan multitasking di dunia kerja.

Namun, di antara semua hal yang saya pelajari selama magang, ada satu pencapaian yang paling membuat saya bangga saya berhasil membuat buku panduan WLKP untuk seluruh karyawan FIFGROUP.

Ide ini muncul karena saya melihat masih banyak cabang yang kebingungan dalam melakukan pelaporan WLKP. Tidak semua memahami alur pelaporannya, dan belum ada panduan tertulis yang menjelaskan langkah-langkahnya secara rinci. Dari situ, saya berinisiatif membuat panduan resmi agar seluruh cabang memiliki acuan yang sama dan bisa menjalankan proses pelaporan dengan lebih mudah dan efisien.

Proses pembuatan buku panduan itu bukan hal yang cepat. Saya harus benar-benar memahami alur pelaporan WLKP, mulai dari dasar hukumnya, cara mengakses situs resmi Kemnaker, hingga format data yang harus diunggah. Setelah memahaminya, saya menulis panduan dengan bahasa yang sederhana agar mudah dipahami oleh semua karyawan, bahkan bagi yang belum pernah mengurus WLKP sebelumnya. Selain menulis, saya juga mendesain tampilan buku panduan agar terlihat profesional dan rapi.

Setelah melalui beberapa kali revisi dan pengecekan dengan pembimbing magang saya, akhirnya buku panduan itu disetujui dan digunakan secara resmi oleh perusahaan. Saat itu, saya merasa sangat bangga  bukan hanya karena karya saya diapresiasi, tetapi karena hasil kerja saya bisa memberikan manfaat nyata bagi banyak orang.

Yang membuat saya semakin terharu adalah ketika masa magang saya berakhir, buku panduan WLKP yang saya buat tetap digunakan hingga sekarang. Bahkan setelah saya kembali ke sekolah, saya masih sering dihubungi oleh karyawan dari berbagai cabang mulai dari Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, Medan, hingga Papua yang menanyakan hal-hal terkait pelaporan WLKP berdasarkan panduan yang saya susun. Rasanya luar biasa mengetahui bahwa hasil kerja saya saat masih SMK bisa membantu orang lain di dunia kerja yang sebenarnya.

Dari pengalaman itu, saya belajar bahwa kontribusi besar tidak harus datang dari posisi tinggi atau jabatan penting. Bahkan sebagai siswa magang, kita bisa memberi dampak yang berarti jika kita punya inisiatif, rasa tanggung jawab, dan kemauan untuk belajar. Membuat buku panduan WLKP mungkin terlihat sederhana, tetapi bagi saya, itu adalah bentuk kontribusi yang tulus dan bermanfaat bagi banyak orang.

Selain itu, saya juga semakin memahami pentingnya sinergi antarbagian dalam perusahaan besar seperti FIFGROUP. Divisi HCIR punya peran besar dalam menjaga komunikasi internal agar karyawan bisa bekerja dengan nyaman dan saling mendukung. Di sisi lain, proses WLKP mengajarkan saya pentingnya keteraturan administrasi dan kepatuhan terhadap peraturan pemerintah dalam menjaga reputasi dan kepercayaan publik terhadap perusahaan.

Kini, setiap kali saya mendengar nama FIFGROUP, saya selalu teringat masa-masa itu masa di mana saya belajar, beradaptasi, dan berkembang. Pengalaman magang di sana bukan hanya menambah kemampuan teknis saya, tetapi juga membentuk karakter dan cara berpikir saya terhadap dunia profesional.

Dan sampai hari ini, setiap kali ada pesan dari karyawan cabang luar yang menanyakan tentang WLKP, saya selalu tersenyum bangga. Karena di balik semua itu, ada bukti kecil bahwa hasil kerja saya dulu masih bermanfaat bagi banyak orang. Bagi saya, itu adalah penghargaan terbesar dari perjalanan magang yang tidak akan pernah saya lupakan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama