Pengalaman 7 Hari Mengikuti Global Leadership Program 2.0 di Malaysia

Pada Kamis, 6 Februari 2025, saya mendapatkan kesempatan berharga untuk mengikuti Global Leadership Program (GLP) 2.0 di Malaysia. Program ini dirancang untuk mengembangkan wawasan kepemimpinan, memperkuat kerja sama lintas budaya, serta memperluas pemahaman mengenai tantangan global. GLP mempertemukan mahasiswa dari berbagai negara dengan latar belakang berbeda untuk belajar, berdiskusi, dan berkolaborasi dalam suasana yang penuh dinamika.

Selama tujuh hari, berbagai kegiatan berkesan saya ikuti. Salah satunya adalah seminar dengan pembicara inspiratif yang membagikan pengalaman mereka dalam memimpin organisasi, berinovasi di era digital, dan menghadapi perubahan global. Dari sesi ini, saya belajar bahwa kepemimpinan tidak hanya membutuhkan visi, tetapi juga kemampuan beradaptasi dan keberanian mengambil keputusan yang tepat.

Pengalaman lain yang tak kalah penting adalah kunjungan industri. Kami diajak langsung melihat proses kerja perusahaan di Malaysia, mendengarkan penjelasan dari para praktisi, serta memahami bagaimana teori yang dipelajari di kampus diterapkan di dunia nyata. Dari cerita mereka, saya mendapat wawasan tentang cara perusahaan menghadapi tantangan pasar global, mengelola SDM, hingga berinovasi agar tetap relevan.

Selain ke perusahaan, kami juga melakukan kunjungan ke salah satu kampus di Malaysia. Di sana, kami berkesempatan belajar bersama mahasiswa lokal melalui diskusi kelompok dan sesi perkuliahan. Tidak hanya itu, kami juga mengikuti pertukaran budaya dengan memperkenalkan budaya Indonesia, salah satunya melalui penampilan tari Saman. Suasana hangat dan apresiasi dari mahasiswa Malaysia membuat pengalaman ini sangat membekas sekaligus mempererat hubungan antarbangsa.

Dari seluruh rangkaian kegiatan, saya menyadari bahwa kepemimpinan bukan hanya soal memimpin tim, tetapi juga tentang mendengarkan, memahami, dan beradaptasi dengan orang lain. GLP juga mengasah soft skill penting seperti komunikasi, teamwork, dan manajemen waktu. Selain itu, interaksi dengan mahasiswa dan masyarakat lokal memberi saya pengalaman berharga tentang bagaimana perbedaan budaya justru bisa menjadi kekuatan dalam membangun kolaborasi.

Sebagai penutup, mengikuti GLP 2.0 di Malaysia merupakan pengalaman yang sangat berkesan sekaligus membuka wawasan saya tentang pentingnya kepemimpinan inklusif dan kolaboratif. Saya berharap semakin banyak mahasiswa Indonesia yang mendapat kesempatan serupa, sehingga mampu membawa dampak positif, baik untuk dirinya sendiri, kampus, maupun masyarakat luas.